Pusat dari geger kerto ito berada di Ngulakkan, Karangsari ke utara sampai Pereng, Girinyon dan Wadas, meredamnya geger kerto ito, disebabkan para prajurit yang berasal dari kerabat pangeran diponegoro / lebih sering disebut Sentanane yang dapat bertahan di Girinyono, & karena situasi sudah tidak kondusif lagi, akhirnya mereka memikirkan nasib sendiri-sendiri, dengan mencari persembunyiannya masing-masing. Dalam hal ini ada kerabat Pangeran Diponegoro yang lari untuk mengamankan diri ke timur yaitu ke wilayah Nglotak, kerabat Pangeran Diponegoro bernama Raden Dipojoyo. Raden Dipojoyo juga memiliki nama samaran yaitu Mangun Digdo. Dalam perjalanan guma menghindar dari penjajah, akhirnya para prajurit yang dibawa oleh Raden Dipojoyo mengeluh kehausan, karena hal itu akhirnya Raden Dipojoyo pun membuatkan sumur & diberi nama sumur pancuran.