Senin, 27 April 2020

Info Hama Pertanian ANJING TANAH

Anjing tanah atau orong-orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan ciri khas sepasang tungkai depan yang termodifikasi menyerupai cangkul bergerigi. Bagi anjing tanah (orong-orong), tungkai ini berfungsi untuk menggali tanah atau berenang.


orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan ciri khas sepasang tungkai depan yang  Info Hama Pertanian ANJING TANAH

orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan ciri khas sepasang tungkai depan yang  Info Hama Pertanian ANJING TANAH
Anjing tanah ini adalah sebangsa serangga dari famili Gryllotalpidae yang dalam bahasa Jawa lebih sering disebut sebagaiorong-orong atau keredek. Orang Sunda menyebutnya sebagai gaang, dan dalam bahasa Toba lebih dikenal sebagai singke. Binatang yang sering dinamai juga sebagai gangsir tanah ini dalam bahasa inggris dikenal sebagai mole cricket.

Selain sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi, anjing tanah mempunyai bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki sepasang sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari kecoklatan hingga hitam dengan panjang tubuh berkisar antara 27-35 mm. Sekilas tampang serangga ini memang menakutkan dan primitif. Tidak menherankan, karena diperkirakan anjing tanah (mole cricket) telah ada sejak 35 juta tahun silam.

Orong-orong atau anjing tanah merupakan hewan nokturnal yang beraktifitas di malam hari. Hewan ini juga mampu mengeluarkan suara melalui organ stridulasi seperti jangkrik, meskipun suaranya terdengan lebih monoton ketimbang jangkrik. Anjing tanah mengeluarkan suaranya dari dalam lubang persembunyian atau rumah yang berupa terowongan di dalam tanah.

Binatang yang sering ditemukan di pemukiman ini ternyata mempunyai kemampuan terbang yang jauh. Orong-orong mampu terbang sejauh 8 km ketika sedang berusaha mencari pasangan kawin.

Anjing tanah merupakan binatang karnivora yang memakan larva-larva serangga lain dan cacing tanah. Namun sering kali orong-orong juga memakan akar, tunas-tunas tanaman, dan rerumputan. Pemangsa alami orong-orong bermacam-macam, mulai dari burung,ayam, tikus, sigung, hingga rubah.

Diperkirakan ada sekitar 60 jenis anjing tanah di seluruh dunia. Spesies orong-orong ini terkelompokkan dalam tiga genus yaitu Gryllotalpa, Scapteriscus, dan Neocultilla. Di Indonesia terdapat beberapa spesies orong-orong diantaranya adalah Gryllotalpa orientalis, G. hirsuta, G. africana, G. hexadactyla, dan G. brachyptera.

Serangga bernama anjing tanah ini ternyata dapat ditemui di hampir seluruh wilayah di bumi kecuali di darah kutub. Orong-orong mendiami habitat ladang yang kering, pekarangan rumah, dan lapangan perut. Binatang ini membuat lubang di tanah sebagai tempat tinggal.

Bagi manusia, orong-orong dianggap kurang bermanfaat bahkan sering kali menjadi hama pertanian. Mereka sering memakan tunas-tunas padi dan sistem perakaran berbagai tanaman pertanian. Namun di kawasan Asia Timur, anjing tanah terkadang disantap manusia. Di China, sekresi orong-orong dimanfaatkan sebagai campuran obat. Selain itu binatang bertungkai besar ini sering dijadikan pakan burung.