Selasa, 14 April 2020

Jujur, Amanah, Hormat, Patuh dan Santun

Sebagai muslim/muslimat, kita harus memiliki sikap jujur, amanah, hormat dan patuh kepada orang tua, sopan, dan menghargai teman. Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun tidak dikurangi. Amanah itu dapat dipercaya atau melaksanakan tugas yang diberikan oleh orang lain. Berikut penjelasan mengenai sikap jujur, amanah, dan patuh pada orang tua dan guru.

A. Jujur Disayang oleh Allah Swt
Nabi Muhammad saw merupakan teladan sempurna untuk kita. Beliau memiliki akhlak atau sifat yang begitu mulia. Beberapa sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw antara lain amanah dan jujur. Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi yang jujur, bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi nabi.

Jujur, dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah ash shidqu atau shiddiq, memiliki arti nyata atau berkata benar. Artinya, kejujuran merupakan bentuk kesesuaian antara ucapan dan perbuatan atau antara informasi dan kenyataan. Lebih jauh lagi, kejujuran berarti bebas dari kecurangan, mengikuti aturan yang berlaku dan kelurusan hati.

Allah Swt. senang dengan orang jujur. Kemudian, sikap jujur disenangi semua orang.  Orang jujur selalu banyak teman dan dicari orang. Sebaliknya, Allah Swt. tidak senang kepada orang yang tidak jujur, dan orang tidak jujur akan dibenci semua orang. Nabi Muhammad saw. mendapat gelar al-Amin, karena, beliau benar-benar bisa dipercaya, dan melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

Insya Allah, kamu bisa!
Ayo, baca kembali cerita “Anak Gadis yang Jujur!” kemudian diskusikan dengan temanmu!
  1. Hikmah dari kisah tersebut.(Hikmah dari kisah tersebut adalah Allah swt senang dengan orang yang jujur dan tidak senang kepada orang yang tidak jujur)
  2. Keuntungan perbuatan jujur. (Allah Swt. senang dengan orang jujur. Kemudian, sikap jujur disenangi semua orang. Orang jujur selalu banyak teman dan dicari orang.)
  3. Kerugian perbuatan tidak jujur.(Allah Swt. tidak senang kepada orang yang tidak jujur, dan orang tidak jujur akan dibenci semua orang.)

B. Amanah
Amanah memiliki arti dipercaya atau terpercaya. Sementara itu, jika dilihat dari sisi aqidah dan syariat agama, amanah adalah segala sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan dan berkaitan dengan orang lain atau pihak lain. Amanah bisa berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan. Maka, amanah bisa berbentuk apa aja yang nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya.

Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. mulai berdagang ke Syam bersama pamannya. Dalam berdagang, beliau selalu bersikap amanah (terpercaya). Barang dagangan yang dititipkan kepadanya dijaga dengan baik. Mengingat sikapnya itu, beliau mendapatkan gelar al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya.

Sebagai umat Nabi Muhammad saw., kita harus meneladani perilakunya, misalnya:
  1. Rajin belajar;
  2. Menjaga nama baik orang tua kita;
  3. Mengerjakan tugas sekolah;
  4. Menjaga nama baik guru dan sekolah.

Insya Allah, kamu bisa!
  1. Ayo, jelaskan apa saja ciri-ciri siswa yang amanah? (Beberapa ciri siswa yang memiliki sifat amanah antara lain rajin belajar, menjaga nama baik orangtua, guru, dan sekolah serta selalu mengerjakan tugas drngan baik.)
  2. Ayo, jelaskan apa ciri-ciri teman yang tidak amanah? (Beberapa ciri siswa yang tidak amanah antara lain malas belajar dan malas mengerjakan tugas. Selaon itu siswa yang tidak amanah biasanya tidak mrnjaga nama baik orang tua, guru dan sekolah.)

C. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru
Ayah dan ibu telah berjasa mengasuh dan memelihara kita. Kita harus patuh kepada mereka berdua. Hormat dan patuh kepada orang tua adalah perintah Allah. Allah berfirman dalam Q.S Luqman/31:14:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
(wawashshaynaa al-insaana biwaalidayhi hamalat-hu ummuhu wahnan 'alaa wahnin wafishaaluhu fii 'aamayni ani usykur lii waliwaalidayka ilayya almashiiru)
Artinya :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Q.S Luqman/31:14).

Beberapa contoh sikap anak menghormati dan patuh kepada orang tua adalah:
  1. Patuh dan taat bila dinasihatinya;
  2. Rajin salat dan belajar untuk memenuhi harapannya;
  3. Sanggup membantu di rumah sesuai kemampuan;
  4. Selalu ingat untuk mendoakannya, seperti doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

(Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa)
Artinya:
“Ya Allah ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.”

Kita juga diharuskan hormat kepada sesama anggota keluarga, misalnya: hormat kepada kakak dan sayang kepada adik.

Selain itu, kita juga wajib hormat dan patuh kepada guru. Beliau telah berjasa mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Berikut adalah contoh cara menghormati dan mematuhi guru:
  1. Saat bertemu dengan guru: mengucapkan salam: “Assalāmu‘alaikum”; bersalaman dengan mencium tangannya; memperlihatkan wajah berseri-seri.
  2. Saat guru memberi tugas/PR, hendaknya: selalu mengerjakan dan menyelesaikan tepat waktu; tidak bermalas-malas dan mengeluh
  3. Saat guru menasihati: mendengarkan dengan tulus; menaati nasihatnya.
  4. Saat berbicara dengan guru: berbicara dengan santun; suara tidak terlalu keras; tidak memotong pembicaraannya.
  5. Saat guru sedang mengajar: duduk tenang dan tidak mengganggu teman; tidak berbicara sendiri sehingga berisik atau gaduh; memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru.

Insya Allah, kamu bisa!
Ayo, ceritakan!
  1. Bagaimana sikap hormat dan patuh kepada orang tua? (Sikap hormat kepada kedua orang tua dapat ditunjukkan dengan  patuh dan taat bila dinasihatinya; rajin salat dan belajar untuk memenuhi harapannya; sanggup membantu di rumah sesuai kemampuan, dan selalu ingat untuk mendoakannya)
  2. Bagaimana sikap hormat dan patuh kepada guru? (Sikap hormat kepada Bapak/Ibu guru dapat ditunjukan dengan  mengucapkan salam; bersalaman dengan mencium tangannya; selalu mengerjakan dan menyelesaikan tepat waktu; tidak bermalas-malas dan mengeluh mendengarkan dengan tulus; menaati nasihatnya. berbicara dengan santun; suara tidak terlalu keras; tidak memotong pembicaraannya. duduk tenang dan tidak mengganggu teman; tidak berbicara sendiri sehingga berisik atau gaduh; memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru)

D. Santun dan Menghargai Teman
Santun berarti halus budi, baik bahasa dan sopan tingkah lakunya. Orang santun biasanya sabar, tenang, sopan, penuh rasa belas kasihan dan suka menolong. Sedangkan, menghargai berarti menghormati, mengindahkan, dan memandang penting kepada orang lain. Orang yang tidak menghargai berarti orang yang meremehkan atau tidak peduli terhadap orang lain.
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan sesungguhnya dan apa Jujur, Amanah, Hormat, Patuh dan Santun
Adapun Allah adalah Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Pemaaf, Maha Penyantun kepada semua makhluk-Nya. Perhatikan firman Allah berikut ini.

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
(huwa alladzii yunazzilu 'alaa 'abdihi aayaatin bayyinaatin liyukhrijakum mina alzhzhulumaati ilaa alnnuuri wa-inna allaaha bikum larauufun rahiimun)
Artinya :
“Dialah yang menurunkan ayat-ayat yang terang (al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad) untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sungguh, terhadap kamu Allah Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (Q.S al-Hadid/ 57: 9).

Berikut beberapa contoh sikap santun:
  1. Mengucapkan salam, selalu memperhatikan, dan bermuka manis (berseri-seri) saat bertemu. 
  2. Berbicara dengan lembut dan tenang, suara tidak terlalu keras, dan tidak menyakitkan, sabar saat mendengarkan teman berbicara.
  3. Peduli terhadap keadaan teman dan suka menolong kesulitannya. 
  4. Berteman tanpa pilih kasih. 
  5. Tidak mencela dengan perkataan yang buruk.
  6. Rendah hati dan bisa menerima dengan hati tulus atas kerja temanmu.
  7. Mengucapkan “terima kasih” kepada teman yang telah berjasa.
  8. Minta maaf kepada teman apabila kita bersalah, menyinggung perasaan, dan sebagainya.
  9. Tidak mengambil hak orang lain dan menguasainya dengan cara mencuri, merampas, atau berdusta.
  10. Memberikan ucapan selamat, sanjungan, dan pujian secara langsung.